Showing posts with label book review. Show all posts
Showing posts with label book review. Show all posts

Thursday, December 13, 2012

Bajak Berondong? - Mezza Review

 
Review : Bajak Laut Popcorn

Bajak Laut Popcorn. Kira-kira apa yang ada di benak kalian ketika membaca judul di atas? Kalau dilihat dari kovernya, ada beberapa bajak laut yang tertimbun popcorn dan tampak sangat panik. Apa bajak laut itu terkena banjir popcorn? Bagaimana bisa? Mari kita intip sedikit isi buku ini.

Popcorn. Tentu saja hampir semua orang tahu apa itu popcorn alias berondong jagung. Dan di buku ini Alexander membuat sebuah cerita menarik tentang kepulauan yang bernama Popcorn. Para pelaut sering kali terdampar di pulau-pulau ini, dan terkadang mereka tinggal selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun cepat atau lambat mereka akan diselamatkan, dan kepulauan itu kembali kosong.

"Kemudian, kira-kira seratus tahun yang lalu, kakek buyut Lucy -- seorang pelaut, sedang berlayar melewati pulau-pulau itu. Dia memutuskan untuk membuang sauh, lalu menjelajahi kepulauan itu. Dia sangat menyukai semua pulau itu." (hlm. 7)

Istri sang Kapten  juga sangat menyukai pulau ini, dan ia meminta suaminya untuk tinggal di pulau ini dan menghabiskan masa tua mereka. Dan setelah sang Kapten memberi tahu semua anak buah kapalnya, mereka sepakat kalau itu ide yang brilian.

"Mereka juga ingin memiliki sebuah rumah, yang dilengkapi dengan keran-keran yang mengalirkan air bersih dan juga piring-piring yang tidak akan terasa asin saat kamu menjilatnya. Jadi, mereka meninggalkan sang Kapten dan istrinya, lalu pergi berlayar untuk menjemput anak-anak dan istri-istri mereka. Kemudian mereka kembali untuk membangun rumah-rumah di kepulauan Popcorn. Dan begitulan semuanya bermula." (hlm. 9)

Eit tunggu dulu, pastinya tidak mungkin kan kalau kepulauan ini langsung bernama Kepulauan Popcorn? Kira-kira kenapa pulau-pulau iniu disebut Kepulauan Popcorn, ya?

Begini ceritanya. Dulu kakek Lucy menemukan penemuan hebat bahwa tanah di kepulauan itu sangat cocok untuk menanam popcorn, alih-alih sebagai pengganti tanaman melon dan labu yang sudah membuat mereka bosan. Dan ternyata benar, popcorn tumbuh subur hingga banyak dari anak buahnya yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang Kapten untuk menanam pohon popcorn. Dan mereka bermaksud ingin menjualnya ke Amerika.

"Sejak saat itu, sepertinya sangat wajar untuk menyebut pulau-pulau itu sebagai Kepulauan Popcorn." (hlm. 13)

Petualangan sebenarnya sama sekali belum dimulai. Kedatangan kapal popcornlah yang membuat petualangan Lucy dan adiknya yang bernama Sam, juga Hermione, tetangga Lucy terjadi. Mereka harus menghadang kapal bajak laut yang ingin mencuri berkarung-karung popcorn yang akan dikirimkan ke pasar yang letaknya jauh dari Kepulauan Popcorn oleh Kapten Foster. Kapten Foster biasa mengirimkan hasil panen popcorn dengan kapal layar yang besar dengan ditemani anjing kecilnya yang bernama Biscuit.

Sebenarnya apa yang dilakukan ketiga pahlawan kecil pemberani untuk membantu Kapten Foster agar bisa meringkus para bajak laut tersebut? Dan apa yang mereka lakukan hingga para para bajak laut itu tertimbun banyak sekali popcorn? Baca selengkapnya di buku ini :)

Ketiga anak ini sangat cerdik. Saya paling suka bagian saat mereka meringkus para bajak laut dengan ide brilian yang keluar dari kepala Lucy. Buku ini memang buku yang cocok untuk anak. Halaman yang tidak terlalu tebal membuat anak juga tidak bosan untuk membacanya sampai akhir. Ditambah lagi ada ilustrasi di dalamnya yang sangat unyu dan natural. Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk mama-mama yang punya anak usia play group  sampai kelas 6 SD.

Karena bagi anak yang belum bisa membaca, buku ini bisa dijadikan dongeng yang sangat bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan mereka. Mereka bisa dilatih untuk membedakan mana tokoh yang baik dan mana tokoh yang jahat, atau mana tindakan yang patut dicontoh dan mana yang tidak. Sedangkan untuk usia anak yang sudah bisa membaca, ilustrasi yang ada di dalam buku ini akan sangat membantu meningkatkan minat baca anak sejak usia dini.

Ada pesan moral yang sangat jelas di sini. Bahwa semua hal baik itu bisa dilakukan siapa saja, termasuk para bajak laut yang akhirnya insyaf dan memilih untuk mencari pekerjaan yang jujur.

Kalimat yang paling ngena buat saya :
"... lagi pula tidak ada pekerjaan yang sempurna dalam segala hal." (hlm. 135)

Tentang penulis bisa dilihat di sini :
http://www.factsandbio.com/id/art/en/alexander_mccall_smith



Penulis : Alexander McCall Smith

Penerjemah : Harisa Permatasari

Penyunting : Herlina Sitorus

Penata Letak : Lulu Triardhian Helmy

Desain kover & Ilustrasi Isi : Farid Noor Fardillah

Penerbit : Buah Hati

ISBN : 978-979-18832-8-3

Cetakan I : April 2010

Tebal : 140 hlm

Sumber artikel:
http://www.facebook.com/notes/mezza-hafizhah-nirwanto/review-bajak-laut-popcorn/545792675449611

Saturday, March 17, 2012

No Money, No Honey!



HONEY MONEY

Penulis: Debbie

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Terbit: April 2010 (cetakan pertama).

Jumlah halaman: 248

ISBN13: 9789792257090

URL: http://gramedia.com/buku_detail.asp?id=KDWL1241&jenis=3&kat=#

Genre: Fiksi, Drama, Romance, Teenlit (Drama Remaja)

Desain dan ilustrasi sampul: yustisea_satyalim

Ilustrasi dalam: Sandra Puspita Kusuma


Sinopsis:

"Gue mau cari cowok tajir!"

Bosan pacaran bertahun-tahun dengan cowok yang sederhana (baca: gak punya mobil), Dee bertekad untuk mencari cowok kaya. Rasanya mimpi jadi kenyataan saat ia berjumpa dengan Rendy. Wuihh, dia Edward Cullen versi Jakarta! Tinggi, keren, romantis, dan pastinya tajir dong! Dunia terasa berwarna-warni saat Dee bersama Rendy, secerah bunga matahari dan jutaan balon gas yang menerbangkannya seperti rumah di film UP!. Segalanya sempurna---sampai meninggalnya ibu tiri Rendy menguak kebenaran. Semua angan dan cinta yang telah dibangun terasa palsu.

Apakah lebih baik Dee belajar menyayangi Stefan, tetangga sekaligus sahabatnya sejak kecil? Bagaimana dengan rahasia besar keluarga Dee yang tersingkap tiga minggu sebelum ulang tahun ketujuh belasnya?


No Money, No Honey!
Review oleh Andry Chang

No money, no woman

No woman, no cry

No money, no cry, melainkan no dong…

Sebagai cowok, terus terang saya bukan termasuk penikmat utama novel chicklit. Seorang teman baik menyarankan cerita ini untuk saya baca dan perhatikan. Semula saya agak enggan, skeptis dan beralasan, "Ah, paling-paling tak beda dengan sinetron TV." Apalagi temanya, tentang seorang cewek yang naksir cowok karena keren dan tajir. Bukankah itu biasa dan alami untuk cewek2 bergaya hidup "gaul" hari gini? Gak hanya cewek, bahkan cowokpun ada kecenderungan untuk matre.

Di awal-awal cerita, plot berkutat seputar rayu-merayu, bertukar kata-kata romantis nan indah, gue-naksir-ini-itu, curhat sana-sini dan pilih-pilih cowok seperti pilih-pilih baju di kapstok butik mal. Oke, terus terang kalau mau menyebut selera, saya seperti makan ubi, makanan yang saya gak suka dan porsinya lumayan banyak. Yah, maklumlah pria punya selera.

Namun, setelah saya coba simak sampai bab-bab akhir, ada satu hal yang menarik, yang membuat saya bertanya-tanya dan penasaran. Bagaimana jika seorang cowok tajir kehilangan ketajirannya? Akankah si cewek tetap cinta pada cowok itu?

Jawaban yang saya temukan ternyata adalah pesan yang tersirat yang ingin disampaikan oleh teman saya itu. Gak semua cewek cantik itu matre, atau selamanya matre. Contohnya Dee. Dia menganut "matre-isme" mungkin karena gaya hidup dan keinginan untuk have fun sebagai anak SMA. Namun pengalaman hidup mengajarkan padanya bahwa cinta yang mengutamakan kekuatan finansial bukanlah cinta sejati.

Seorang cewek matre yang "bertobat" mungkin adalah kabar keberuntungan bagi pasangannya. Namun wahai kaum Adam, jangan lantas terlena. Masih ada kekuatan yang wajib ada dalam diri makhluk cowok yaitu tanggung jawab, daya juang dan kemampuan untuk jadi mapan – cukup untuk membina keluarga di zaman serba modern dan serba mahal ini. Dan wanita, seperti yang saya kutip dari "Men From Mars, Women From Venus" menuntut perhatian dan kasih sayang seperti tumbuhan butuh air. Berjuanglah, wahai kaumku!


Yang Penting Ceritanya, Bung!

Oke, kembali pada plot. Ada sedikit hal yang mengganjal saya dalam mencerna hikmah “Honey Money” ini. Harus diakui, adanya “rahasia besar keluarga Dee” menambah nilai dramatisasi cerita. Bahkan cerita Mama Dee di awal Bab 15, halaman 228 bisa jadi sesuatu yang inspiratif, memotivasi pria untuk tetap ulet, berinovasi dan terus berjuang.

Namun, hal itu malah membuat logika saya terusik. Oke, taruhlah itu yang terjadi dalam cerita ini. Bagus untuk mereka, ada insan yang beruntung bertemu orang yang akhirnya memahami cinta sejati. Pas buat menghibur pembaca karena toh ini novel teenlit. Sebaliknya, bilamana ingin digali lebih dalam sebagai bahan renungan untuk mengubah mindset muda-mudi zaman sekarang, timbul satu pertanyaan.

Halo, Dee! Gue Alay Silebay, pokoknya lebih oke deh dari si Rendy & Stefan! Follow gue yah di @alaysilebay dan alaysilebay.com Di sana ada teman-temanku: my ride, Ferrari Enzo n Bugatti Veyron, juga my crib @regatta. Ciao!

Bagaimana jika “rahasia besar” itu tak ada? Andai saja, saat prahara sedang memuncak muncullah seorang cowok lain, bukan Stefan. Taruhlah namanya Alay Silebay. Dia memenuhi segala kriteria Dee plus tulus dan baik hati, benar-benar tak bermasalah. Bisa jadi, dengan mindset Dee yang sekarang, secara alami, 75% hati Dee akan tertambat pada Mr. Alay. Atau kemungkinan kedua, 15% akan diterpa dilema besar apakah akan memilih Rendy, Stefan atau Alay Silebay. Andai akhirnya Dee memilih Rendy, itu baru “keajaiban” besar yang perlu disertai penjelasan yang meyakinkan. Terkesan oleh daya juang dan “kapasitas untuk mapan” Rendy, mungkin?


Para Pemantik Kesan

Selain pada cerita, saya juga mendapat kesan dari para tokoh yang ber-“honey-money” ria di sana. Di antaranya:

- Saya paling bersimpati pada Elbert, tokoh cowok “level angkot” yang putus dengan Dee gara-gara gak punya mobil. Yang bikin salut adalah sikap dia yang “so what? It hurts, but life must go on. Pasti ada wanita yang cukup oke di Jakarta ini yang suka ‘cowok angkot’ macam gue.”

- Tokoh Prita Dee di awal cerita jelas tipikal cewek remaja dengan gaya hidup kelas menengah-atas dengan pilihan produk yang berkelas pula. Buktinya: Mascara Maybelline, Eyeliner Face Shop, Parfum Dior untuk makeover (ilustrasi di halaman 16). Gejolak perasaan Dee saat tahu orang yang penting bagi dirinya tidak ada dalam sesuatu yang sangat penting bagi seorang gadis 17 tahun, serta harapan yang hancur cukup membangun simpati pada mereka yang ingin memahami perasaan gadis belia pada umumnya.

- Rendy: Membuktikan dirinya punya kemampuan untuk mapan, bukan hanya tajir karena uang orangtua. Penderitaanlah yang memacunya ke arah sana. Tokoh Rendy dan Elbert ini bisa jadi teladan bagi cowok pada umumnya.

- Stefan: Meyakinkan sekaligus mengejutkan. Usaha Stefan menunjukkan masalah-masalah Rendy untuk mendekati Dee mulai halaman 158 membuat pembaca bisa menebak. Kalau seseorang mulai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu, pasti dia punya masalah. Namun, mengingat Dee masih remaja, wajar saja kalau Dee tak tahu itu. Teenlit stuff.


Jadi Kesimpulannya…

Terlepas dari faktor plot ala sinetron serta dramatisasi versus kehidupan nyata yang sudah diuraikan di atas, saya berpendapat kisah ini patut dibaca semua wanita yang mayoritasnya terwakili sosok Dee ini.

Para pria yang ingin mengintip pemikiran dan perasaan wanita dan mendapat contoh cara menyikapi mindset gadis (khususnya remaja) serta gaya hidup mereka silakan membacanya. Menarik juga sekali-sekali mencoba memahami wanita lewat sudut pandang kaum hawa.

Sekali lagi saya tekankan bahwa ini novel teenlit, yang ditulis oleh remaja (yang pada tahun 2010 adalah mahasiswi). “Honey Money” adalah hiburan ringan yang berbalut drama romantis. Tanpa bermaksud jadi ambisius, filosofis bahkan fenomenal seperti Twilight Saga-nya Stephanie Meyer. Terbitnya cetakan kelima per Januari 2012 cukup jadi bukti bahwa teenlit yang satu ini layak dikoleksi dan dibaca berulang-ulang.

Sukses untuk Debbie. Akhir kata, no honey, no bee (apa coba?).


Untuk tahu lebih banyak dan mendapatkan Teenlit Honey Money, silakan kunjungi toko-toko buku terdekat. Referensi lainnya dapat disimak di Goodreads.com http://www.goodreads.com/book/show/8080595-honey-money

My Blog List

Popular Posts